BUDI DAYA CABE RAWIT
Kecil Bentuknya,
Pedas Rasanya.Sayang, cabe jenis ini masih luput dari perhatian karena
kurangnya informasi tentang peluang pengembangan agribisnisnya. Padahal bila
mau dibandingkan, teknis budidayanya tidak lebih rumit dari cabe besar dan
tentunya harganya pun lebih oke. Keunggulannya : bisa dipanen lebih lama.
Berani coba?
 |
Cabe Rawit |
Sebagai salah satu sentra produksi
sayuran di kawasan Pagar Alam, Kecamatan Dempo Utara, Kota PagarAlam
Sumatera Selatan, penanaman cabe rawit di sana
tergolong jarang dibudidayakan. Jangankan intensif, pembudidayaan secara
tradisional oleh petani setempat pun termasuk langka. Kalaupun ada, biasanya
petani menanamnya dalam skala kecil dan umumnya mereka menanam cabe rawit di Kebun atau sekitar pekarangan rumahnya sehingga lebih digolongkan sebagai tanaman warung
hidup.
Kurang intensifnya pembudidayaan cabe rawit di kalangan petani sayuran di
daerah tersebut tidak terlepas dari kurangnya informasi yang lengkap mengenai
komoditas ini. Meskipun tidak se-bombastis cabe besar maupun cabe kriting,
namun melihat dari kecendrungan permintaan yang meningkat dan dibarengi
dengan kenyataan bahwa harganya bisa 2 kali lipat harga cabe biasa, peluang
pembudidayaan intensif cabe rawit cukup menjanjikan. Informasi mengenai harga
dan peluang inilah yang belum banyak diketahui oleh petani sayuran umumnya.
Mungkin para petani Pagar Alam belum mengetahui bahwa permintaan pasar akan cabe
rawit di Pagar Alam cukup besar.
Cabe rawit dapat ditanam di lahan mana saja seperti lahan sawah, Kebun, dan
tempat yang terlindungi oleh pepohonan sekalipun asalkan pesyaratan tumbuhnya
terpenuhi. Penulis memang tidak membudidayakan secara besar-besaran seperti
halnya petani sayuran lain yang membudidayakan cabe biasa, melainkan “hanya”
menggunakan lahan produktif yang ada yaitu sekitar 1000 populasi (batang)
saja. Populasi ini lebih sedikit dibandingkan beberapa waktu lalu yang hingga
mencapai 4000 populasi. Meskipun hanya berkisar 1000 batang, penggunaan mulsa
plastik hitam perak (HP) merupakan sesuatu yang penting. Sebagai
perbandingan, untuk populasi 4000 batang, kami menggunakan kurang lebih 40 Kg
mulsa plastik ukuran standar.
Pilih Benih
Budidaya Cabe Rawit diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih merupakan
langkah awal yang sangat penting. Karena bila kita memilihi benih yang tidak
baik, tentu saja hasilnya pun tidak baik pula. Bibit atau benih cabe harus
sudah tersedia terlebih dahulu sebelum kita mulai mengerjakan lahan. Benih
cabe rawit dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas
lokal, OP maupun hibrida. Pemilihan benih lokal, OP maupun hibrida tergantung
pada petani itu sendiri. Namun akan lebih bagus dan lebih prima hasilnya bila
kita menggunakan benih hibrida atau OP yang unggul yang ada dipasaran.
Mengapa? Pengalaman telah menunjukkan bahwa hasil produksi benih hibrida atau
veritas OP yang unggul jauh lebih baik dibandingkan varietas lokal. Tidak
hanya dari hasil saja, keunggulan cabe rawit unggul dan hibrida dapat dilihat
dari vigor, kesaragaman tanaman serta ketahanannya terhadap penyakit yang
menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk jenis OP, kita dapat memilih benih
cabe rawit seperti varietas Cakra Hijau atau juga Cakra Putih. Khusus untuk
Cakra Hijau, dari penga-laman yang pernah kami dapat menun-jukkan bahwa cabe
rawit ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat tumbuh baik di
dataran rendah maupun tinggi, lebih tahan dari gangguan hama dan penyakit,
serta dapat dipanen pada umur 80 – 90 hari setelah tanam. Pertimbangan
pemilihan varietas Cakra Hijau juga dipengaruhi oleh cukup banyaknya peminat
cabe rawit ini baik dari propinsi Riau maupun negara tetangga karena pedasnya
yang luar biasa. Saat ini harga jual cabe rawit tersebut (Bulan Januari
2003-red) mencapai Rp. 15.000,-/Kg. Bahkan bisa lebih dari itu.
|
CAKRA HIJAU
|
Umur
Panen : 80 - 85 HST
Keb.Benih : + 150 gr/ha
Potensi/ha : 12 ton/ha
Berat/buah : + 2 gram
Ukuran Buah : 3 x 0,75 cm
Bentuk Buah : kecil/rawit
Ketahanan : cukup tahan
Jarak Tanam : 60 x 60
Keunggulan : Produktif, rasa
buahnya sangat pedas, cabe rawit hijau namun akan berwarna merah setelah
masak, adaptasi lingkungan baik.
|
|
 |
Cakra Hijau |
Cabe rawit cakra hijau. Produksi tinggi dan
sangat pedas.
|
Persemaian
Benih cabe yang kita pilih disemaikan seperti halnya cabe besar. Kami melakukan
penyemaian dengan menaburkan benih-benih tersebut di atas tanah yang telah
dibuat bedengan dengan rapi, dan berderet. Untuk pembibitan digunakan
bumbungan yang dibuat dari kertas pembungkus nasi. Karena masa tumbuh cabe
rawit lebih lama dari cabe merah biasa, maka sebelum benih ditabur benih
sebaiknya direndam terlebih dahulu kira-kira satu hingga dua hari untuk
kemudian diperam (dikecambahkan) dengan membungkusnya dengan kain yanag sudah
dibasahi dengan air.
Setelah tumbuh radikula (calon akar), barulah benih ditaburkan ke lahan yang
telah disiapkan sebelumnya. Agar bibit cabe tidak berhimpitan yang
diakibatkan daunnya yang melebar, maka saat penebaran disarankan tidak
berdekatan antara benih yang satu dengan yang lain. Untuk itulah penggunaan
polybag baik dari plastik, daun pisang maupun yang lainnya sangat dianjurkan.
Setelah benih berumur kurang lebih satu hingga satu setengah bulan, yang
dicirikan dengan munculnya 4 daun sempurna tanaman cabe, bibit kemudian
dipindahtanamkan ke lahan penanaman.
Penanaman
Jarak tanam antara tanaman sebaiknya digunakan 60 – 70 cm dengan jarak antar
bedengan 75 cm. Penggunaan jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman cabe satu sama lain akan berhimpitan, apalagi tanaman
cabe rawit memiliki struktur kanopi yang lebih lebar. Tanaman cabe rawit tidak
perlu dilakukan perempelan (pembuangan tunas-tunas). Hal ini karena tunas
tersebut akan menjadi calon ranting maupun cabang, Semakin banyak cabang atau
rantingnya maka semakin baik, karena batang/cabang merupakan tempat tumbuhnya
bunga dan buah sehingga semakin banyak pula buah cabai yang akan kita
peroleh.
Pemupukan
Peranan pupuk kandang sangat dominan dalam budidaya cabe rawit ini. Pupuk
kandang dapat menggunakan kotoran ayam ras.buras, itik, sapi, atau kerbau.
Pupuk kandang yang kami gunakan kotoran ayam yang sudah kering adalah sekitar
500 – 700 gram /tanaman. Jadi, untuk populasi 1000 tanaman, menghabiskan
pupuk kandang kurang lebih 500 – 700 Kg. Selain menggunakan pupuk organik,
pemberian pupuk buatan sangat perlu untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Adapun pupuk buatan yang digunakan pada budidaya cabe
rawit adalah urea dengan pupuk NPK Grand-S 15 perbandingan 2 : 1. Dosis pupuk
yang digunakan kurang lebih 75 – 80 gram per tanaman. Pupuk kandang diberikan
sebagai pupuk dasar yang ditaburkan di bagian kiri dan kanan bedengan.
Sedangkan pupuk buatan ditaburkan di bagian tengah bedengan. Setelah
penebaran pupuk selesai, bedengan kemudian ditimbun kembali dengan tanah yang
diambil dari bagian samping bedengan hingga tertutup dengan ketebalan 2 – 3
cm. Sebagai pengganti Grand - S 15 , dapat juga digunakan pupuk tanigro
ditambah Grand-K.
Bedengan
yang telah ditaburi pupuk kemudain ditutup dengan mulsa HP, dibiarkan
kira-kira dua hingga tiga hari untuk kemudian bibit cabai ditempatkan pada
setiap lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya. Pertumbuhan cabe rawit akan
tampak baik penampilan maupun vigornya pada umur 10 – 15 hst terlebih bila
menggunakan bumbungan saat pembibitan.
Hama dan penyakit yang seringkali menyerang cabe rawit adalah ulat daun, kutu
daun serta penyakit bercak daun. Pengendalian HPT pada tanaman cabe rawit
relatif lebih ringan dibandingkan cabe besar. Untuk mengendalikan serangan
ulat, dapat digunakan insektisida biologis seperti Turex WP, sedangkan untuk
mengendalikan kutu daun dan thrips dapat digunakan insektisida Winder 25WP
atau Winder 100EC. Sedangkan pengedalian penyakit seperti bercak daun dapat
dikendalikan dengan Kocide 54WDG atau Victory 80WP. Pemakaian pestisida
tersebut dapat dicampur sesuai dosis anjuran yang ada.
Setelah tanaman berumur kira-kira 80 – 90 hari, buah cabe sudah dapat
dipetik. Karena varietas cakra hijau ini buahnya kecil dengan warna hijau
yang mirip daun, maka pemanenan harus ekstra hati-hati sehingga jangan sampai
ada yang luput dari pemetikan (pemanenan). Berdasarkan pengalaman, cabe rawit
dapat dipanen minimal 15 kali bahkan bisa sampai 18 kali. Tergantung situasi
dan kondisi tanah, vareitas serta lingkungan yang menunjang. Penggunaan ulang
pupuk yang sama dengan dosis setengahnya dari dosis awal ditenggarai dapat
memperpanjang masa panen cabe rawit 2 – 3 kali lagi.
|